Puspita Chandra Kusumadevi Sabet Juara satu Nasional Lagu Prancis Dua Tahun Berturut

Puspita Chandra Kusumadevi Sabet Juara satu Nasional Lagu Prancis Dua Tahun Berturut
Ket Gambar : Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila, Puspita Chandra Kusumadevi, meraih Juara Satu kategori lagu berbahasa Prancis (Concours de Reprise de Chansons) dalam rangkaian La FĂȘte 2025 yang diselenggarakan oleh UNY. | Unila

Clickinfo.co.id - Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (Unila), Puspita Chandra Kusumadevi, kembali mengharumkan nama kampus di tingkat nasional.

Ia meraih Juara Satu kategori lagu berbahasa Prancis (Concours de Reprise de Chansons) dalam rangkaian La Fête 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Kompetisi yang mengusung tema “Dans l’Ombre du Mystère: L’Aube d’un Héritage” (Dalam Bayang-Bayang Misteri: Fajar Sebuah Warisan) ini merupakan bagian dari perayaan lomba tahunan, yang rutin digelar setiap bulan April hingga Mei.

Pengumuman pemenang dilakukan melalui akun Instagram resmi penyelenggara pada awal Mei 2025. Selain sertifikat penghargaan, para pemenang juga memperoleh hadiah uang tunai sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya dalam mempromosikan budaya dan bahasa Prancis.

Puspita tercatat menjadi juara nasional dua tahun berturut-turut dalam ajang yang sama, setelah sebelumnya memenangkan gelar serupa pada La Fête 2024. Dosen pembimbing lomba, Mme Setia, berperan besar dalam memantau pengucapan dan penyampaian lirik dalam bahasa Prancis. Selain itu, dukungan dari rekan-rekan mahasiswa seperti Nathan, Anggi, Ocha, Putri, dan Sopi turut memberi semangat sepanjang proses persiapan.

“Rasanya masih nggak nyangka bisa kembali juara. Tapi kemenangan ini tentu tidak lepas dari dukungan dosen pembimbing dan teman-teman satu prodi yang terus menyemangati saya sejak awal,” ujar Puspita.

Ia mengaku menjaga konsistensi prestasi melalui latihan vokal dan pelafalan secara intensif, serta menjaga kondisi tubuh menjelang rekaman video lomba. “Biasanya saya menghindari makanan berminyak dan es selama seminggu sebelum pengambilan video lomba,” tambahnya.

Lebih dari sekadar ajang kompetisi, Puspita memaknai lomba ini sebagai sarana strategis untuk memperkenalkan bahasa dan budaya Prancis kepada masyarakat luas, khususnya melalui media sosial. Ia bahkan sempat menerima tanggapan dari warganet yang mengaku baru mengetahui keberadaan Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis Unila setelah menyaksikan video penampilannya di platform digital.

“Banyak yang dulu bertanya, “Mengapa kuliah bahasa Prancis?, tidak ada gunanya” Tapi menurut saya, melalui lomba seperti ini, saya dapat membantu mengubah cara pandang tersebut. Bahwa kuliah di jurusan bahasa asing juga memiliki potensi dan ruang berprestasi yang besar,” tuturnya.

Pencapaian ini turut memberikan dampak positif di lingkungan akademik prodi. Banyak mahasiswa, baik teman seangkatan maupun adik tingkat, yang mulai termotivasi untuk mengikuti berbagai kompetisi yang berkaitan dengan bahasa Prancis. “Tidak hanya lomba menyanyi, beberapa juga mulai aktif dalam perlombaan lain yang sejenis,” pungkasnya.

Puspita pun berharap bisa membawa pencapaiannya ke jenjang internasional di masa depan, sekaligus memperkuat eksistensi bahasa Prancis di kalangan mahasiswa Indonesia.

“Jangan takut mencoba. Kalau belum coba, kita nggak akan tahu hasilnya. Tapi kalau sudah mencoba, paling tidak kita tidak akan menyesal karena sudah berani melangkah,” tutupnya dalam wawancara.

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment