
Clickinfo.co.id, BANDARLAMPUNG - Pertanyaan pertama, apakah jika ditanam bukan di daerah asal, citarasa dan kualitas ubi hasil panennya bisa persis kualitasnya dengan tanaman pangan umbi-umbian jenis ubi jalar khas asal Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat sana?
Pertanyaan berikutnya, apa kunci rahasia hingga berbuah keterkenalan kekhasan citarasa manisnya legit semanis harumnya sewangi madu, lantas dikenal luas sebagai ubi madu alias mantang madu, ubi Cilembu?
Kini telah lazim kuat bersanding dengan panganan khas asal daerah yang sama, tahu Sumedang, kulik internet sepanjang Sabtu (4/3/2023) malam dalam perjalanan laut menyeberangi Selat Sunda dari Merak ke Bakauheni, sedikit terkuak jawabannya.
Disaripatikan, satu tokoh masyarakat Desa Cilembu, Abdul Rahman, kepada jurnalis Ini Sumedang, Iman Nurman, menerangkan, sejarah ubi Cilembu berasal dari desa yang hampir separuhnya merupakan perkebunan ubi, sejak era Hindia Belanda ini. Dan konon, hanya ubi yang ditanam di Desa Cilembu ini saja lah, yang menghasilkan ubi madu atau ubi berderajat kemanisan serasa bak madu.
Semula, ubi madu yang ditanam di Cilembu itu berasal dari bibit nirkum, yang kini telah jarang ditanam diganti bibit ubi lain lantaran hasil panennya tak sebaik dulu seiring perubahan kondisi tanah setempat.
Di era 1980-an, penemuan hasil penelitian mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung yang menguji coba teknik baru pengolahan ubi dengan dipanggang dalam oven dan kemudian ditemukenali membuat ubi Cilembu mengeluarkan cairan meleleh bak madu, turut andil besar merubah nasib ubi kedepannya. Dari semula cukup diolah dengan dikukus atau dibakar pakai tungku.
Melengkapi derajat pengetahuan umum terkait rahasia dibalik citarasa manis bin legit ubi Cilembu, tahun 2018 lalu, kembali lahir dari kota Paris van Java, kali ini dari mahasiswi program doktoral pada Institut Teknologi Bandung (ITB), Agustina Monalisa Tangapo, berhasil menelurkan jawaban 'apa aja sih' yang bisa memengaruhi rasa manis ubi Cilembu, buah penelitian ilmiahnyi.
Usut punya usut, berlandas hasil temukenali observasinyi, penyebab kenapa citarasa ubi Cilembu jadi berbeda bila ditanam di luar desa itu, ternyata disebabkan faktor kontur tanah serta bakteri dalam tanahnya itu.
Laporan penelitian Agustina berjudul Dinamika Populasi Bakteri Rhizosfer dan Endofit Pada Budidaya Ubi Jalar Cilembu (Ipomoea batatas var. Cilembu) dan Peranannya Selama Proses Penyimpanan Pascapanen, menjelaskan ada perbedaan dalam jumlah dan keanekaragaman bakteri pada ubi Cilembu yang ditanam di luar Desa Cilembu. Bakteri yang berbeda inilah yang memengaruhi mengapa kualitas rasa manis ubi Cilembu yang ditanam di Desa Cilembu jadi lebih baik, selain faktor tanah setempat yang berciri khas hitam pekat tapi gembur.
Informasi, fokus penelitian Agustina: bakteri di lokasi penanaman ubi Cilembu. Seperti diunggah situs resmi ITB kala itu, penelitian itu menemukan fakta tanah Desa Cilembu memiliki bakteri khusus bernama Rhizosfer dan Endofit, yang akan menguraikan tanah hingga menghasilkan citarasa ubi ditanam memiliki kandungan sari madu alami yang buat ubi jadi bercitarasa manis lembut legit.
Bonus tips, demi untuk dapat mencicipi ubi Cilembu yang "asli lho..", simak penjelasan Abdul Rahman ini. “Ubi Cilembu asli, cirinya ketika dibuka mengeluarkan cairan seperti lelehan madu, harumnya khas ubi, rasanya legit," info dia.
Ubi Cilembu, si kaya serat kaya kandungan antioksidan (beta karoten) yang baik guna meningkatkan kadar vitamin A dalam darah, dapat menjaga kadar glukosa darah dan kolesterol LDL, serta dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan cocok menjadi menu diet ini, telah didaftarkan dan telah memiliki hak atas kekayaan intelektual (HaKI) dan selalu dijaga sebagai ciri khas Sumedang.
Ulah penasaran jadi buka peta digital, saat diintip diketahui jarak tempuh dari kantor redaksi ke Desa Cilembu sekitar 415 km bisa ditempuh 7 jam 4 menit via darat. Mmm, kok jadi pengen kesana ya? (Muzzamil)
Comments (0)
There are no comments yet