
Clickinfo.co.id -- Kepadatan penduduk di Kota Bandar Lampung seharusnya diimbangi dengan perhatian yang serius dari pemerintah dalam hal pengelolaan lingkungan hidup. Sayangnya, pengelolaan ini sering terabaikan karena adanya oknum-oknum yang merusak lingkungan demi kepentingan pribadi atau perusahaan, yang pada akhirnya menambah kesemrawutan di kota.
Kota Bandar Lampung membutuhkan sarana dan prasarana lingkungan hidup yang memadai, seperti bak sampah yang layak dan kendaraan pengangkut sampah yang cukup. Selain itu, dibutuhkan juga sumber daya manusia yang memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Ruang terbuka hijau yang merata dan pengelolaan sampah yang baik juga sangat diperlukan. Dengan sistem pengelolaan sampah yang baik, masyarakat tidak hanya bisa menjaga kebersihan, tetapi juga berpotensi memperoleh manfaat ekonomi dari sampah yang dikelola dengan baik.
Selain itu, pembangunan jalan dan drainase ramah lingkungan di setiap kecamatan perlu menjadi perhatian. Pemerintah juga harus aktif memberikan himbauan dan mengingatkan warga untuk hidup bersih, sehat, dan teratur, sehingga tercipta masyarakat yang sadar lingkungan.
Tugu Adipura: Monumen Kebanggaan Kota Bandar Lampung
Pada tahun 2015, Kota Bandar Lampung berhasil meraih penghargaan Adipura, sebuah prestasi besar dalam hal kebersihan dan pengelolaan lingkungan hidup. Sebagai bentuk penghargaan tersebut, dibangunlah Tugu Adipura di kota ini.
Tugu Adipura bukan hanya sekadar monumen, tetapi juga pengingat penting bagi Kota Bandar Lampung untuk terus menjaga kebersihan dan kualitas lingkungan. Sebagaimana tertulis dalam prasasti Tugu Adipura, "Adipura, Penghargaan Presiden Republik Indonesia untuk Kota Besar Terbersih Bandar Lampung" (Tribun News, 22 Juli 2015).
Penghargaan ini diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan memberikan pengakuan kepada kota-kota di Indonesia yang berhasil dalam menjaga kebersihan dan pengelolaan lingkungan perkotaan.
Namun, meski pernah meraih Adipura, Kota Bandar Lampung pada 2015 tercatat memiliki nilai Adipura terendah, bersama dengan beberapa kota lain seperti Bekasi, Sungguminasa (Gowa), dan Kuala Tungkal. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada penghargaan, tantangan dalam pengelolaan kota masih sangat besar.
Tantangan yang Masih Belum Teratasi
Di bawah kepemimpinan Wali Kota Bandar Lampung saat ini, Tugu Adipura seharusnya menjadi pengingat dan pendorong semangat untuk lebih giat dalam menata kota. Masalah banjir yang sering terjadi, pengelolaan sampah yang kurang baik, serta penggunaan ruang publik yang tidak sesuai peruntukannya menjadi pekerjaan rumah yang harus segera ditangani.
Salah satu contohnya adalah penampungan sampah yang tidak terkelola dengan baik di beberapa titik jalan protokol. Selain itu, trotoar yang seharusnya digunakan untuk pejalan kaki malah dipenuhi oleh pedagang yang mengganggu kenyamanan dan keindahan kota. Padahal, beberapa bulan lalu Presiden Jokowi telah meresmikan fasilitas berdagang yang lebih nyaman bagi para pedagang. Namun, pengelolaan yang buruk membuat trotoar menjadi tidak fungsional.
Pemerintah Kota Bandar Lampung bersama DPRD, camat, lurah, dan OPD terkait perlu menegakkan aturan dengan tegas dan memberikan solusi konkret bagi warga. Penataan kota yang tidak terarah dengan jelas hanya akan menambah kerumitan, seperti yang terlihat dari masalah banjir yang terus meluas.
Harapan untuk Masa Depan
Pemerintah Kota Bandar Lampung juga meresmikan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Siger Milenial pada 14 Februari 2025. JPO ini menghubungkan Gedung Parkir Pemkot Bandar Lampung dengan Masjid Agung Al-Furqon. Namun, keberadaan jembatan ini masih dipertanyakan, mengingat tidak banyak warga yang menggunakannya untuk menyeberang.
Meskipun begitu, semoga JPO ini dapat dimanfaatkan dengan lebih baik, bukan hanya sebagai fasilitas gaya hidup, tetapi juga memberikan manfaat bagi warga yang membutuhkan tempat berteduh saat hujan atau menghindari banjir.
Banjir yang terjadi belakangan ini mengakibatkan kerusakan pada prasarana jalan, bahkan jalan-jalan protokol dan kecamatan banyak yang berlubang. Ini menunjukkan betapa pentingnya perencanaan dan pengelolaan kota yang baik agar kota ini bisa terhindar dari masalah lingkungan yang terus berulang.
Kesimpulan
Artikel ini mewakili harapan masyarakat Kota Bandar Lampung agar pemerintah lebih serius dalam menata dan mengelola kota dengan baik. Diharapkan agar semua pihak—pejabat publik, dinas terkait, akademisi, praktisi, ahli lingkungan hidup, dan ahli tata kota—bekerja sama untuk mewujudkan Kota Bandar Lampung yang lebih baik, lebih rapi, bebas banjir, dan ramah lingkungan di masa depan, terutama selama periode kepemimpinan Wali Kota Eva Dwiana yang kedua ini. (Novis)
Comments (0)
There are no comments yet