Pidato Penutup Ganjar Pranowo Saat Debat Capres, Nganga Toyib: "Indonesia Banget!"

Pidato Penutup Ganjar Pranowo Saat Debat Capres, Nganga Toyib: "Indonesia Banget!"
Ket Gambar : Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dalam sesi perdana Debat Capres 2024, Selasa (12/12/2023). | Facebook/Ganjar Pranowo/Muzzamil

Clickinfo.co.id, BANDARLAMPUNG -- Bukan main. Demi memenuhi dahaga korespondensi Sidang Pembaca yang banyak melayangkan pinta ulasan singkat melalui gawai redaksi, masih seputar materi taja tak terlupa sesi perdana Debat Capres 2024 yang disiarkan langsung stasiun tivi dan radio dari lokasi di gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jl Imam Bonjol 9, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa malam 12 Desember 2023. 

Debat perdana ini, bertemakan Hukum, Hak Asasi Manusia (HAM), Pemerintahan, Pemberantasan Korupsi, Penguatan Demokrasi, dan Kerukunan Warga.

Kendati telah genap lima hari berlalu, rupanya perbincangan publik, baik kopi darat mau pun seliwerannya di linimasa media sosial ambil misal yang masih terus wara-wiri di Reels Facebook dan Instagram, Shorts di YouTube, juga di TikTok dan jejaring mikroblogging X, menanggapi sebagian mau pun keseluruhan tayangan debat enam segmen berdurasi 150 menit tersebut, belum jua surut. 

Salah satu yang menyita perhatian, yakni sesi closing statement (pidato atau pernyataan penutup) dari ketiga capres: nomor urut 1 Anies Baswedan, nomor urut 2 Prabowo Subianto, dan nomor urut 3 Ganjar Pranowo, yang masing-masing berdurasi dua menit.

Namun kini efek samping kanan kiri depan belakang publik membincangkannya, seolah bak cerita sinetron favorit. Gak ada abisnya.

Demi memenuhinya, berikut selengkapnya, pernyataan penutup dari capres nomor urut 3 dari gabungan partai politik (parpol) pengusung PDI Perjuangan dan PPP serta parpol pendukung Partai Hanura dan Partai Perindo, Ganjar Pranowo, seperti dikutip.

"Terima kasih. Ini panggilan sejarah buat Ganjar-Mahfud. Ganjar seorang anak polisi berpangkat tidak tinggi, bertugas di kecamatan. Pak Mahfud bapaknya pegawai kecamatan. Kalau kita berada pada momentum yang sama, kami dan Pak Mahfud ini adalah orang kecil, yang kalau bapaknya rapat, kira-kira anggota Forkopimcam (Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan, red). Kami hanya di level kecamatan. Kami telah terbiasa mencoba mendengarkan keluh kesah rakyat," tutur Ganjar Pranowo.

"Panggilan sejarah inilah yang kemudian coba kita klasifikasi dari seluruh persoalan yang muncul. Bagaimana kita memberikan afirmasi kepada kelompok rentan. Ada kelompok perempuan, penyandang disabilitas, anak-anak, termasuk manula. Mereka butuh perhatian yang lebih. Maka inilah cara kita membangun melibatkan mereka tanpa meninggalkan mereka. No one left behind," lanjut Ganjar gesit.

"Yang kedua, bagaimana pemerintah betul-betul bisa melayani dengan memberikan teladan dan dari pemimpin tertinggi, yang anti-korupsi, yang menunjukkan integritas, yang menunjukkan layanan pemerintahan yang mudah, murah, cepat, sat set," lanjut dia.

"Kalau itu bisa kita lakukan, maka betapa bahagianya rakyat ini. Pemerintah ini ada, yang ketika dikritik tidak baperan, yang ketika media menulis, mereka merasa ini vitamin buat dirinya, bukan sedang merongrong, apalagi kemudian merasa terancam. Maka, kalaulah kemudian demokratisasi ini bisa kita laksanakan dengan baik, sesuai dengan amanah reformasi, enggak ada lagi cerita Bu Shinta, enggak ada cerita Mas Butet, enggak ada cerita Melky. Tidak ada itu," sambungnya.

"Karena dewasa kita dalam berdemokrasi. Maka, dalam penghormatan terhadap HAM. Mari kita konsisten, antara pikiran, perkataan, dan perbuatan. Dan saya, berdiri bersama korban untuk keadilan," sambung dia lagi.

"Terima kasih, mohon maaf kalau ada kata-kata saya yang kurang," pungkas Ganjar.

Makjleb! Demikian kesan pertama yang ikut dirasakan pula getarannya oleh Nganga Toyib, warga Bandarlampung berdarah Kayu Agung, Sumatera Selatan, yang sehari-hari berprofesi sebagai pebisnis partikelir, usaha jasa servis peralatan elektronik rumah tangga, dunia yang ditekuninya sekurun tiga dasawarsa. Ini.

Nganga Toyib, yang merelakan halaman sempit kios sewaan bareng penyewa kios lainnya di deretan kios seberang RS Belleza Kedaton, Jl Sultan Haji Nomor 3, Kelurahan Labuhan Ratu, Kedaton, Bandarlampung, dipakai untuk lokasi nonton bareng (nobar) debat perdana capres 2024 taja bareng organ pemenangan Ganjar-Mahfud, yaitu Jaringan Kemandirian Nasional (JAMAN) Lampung, Perhimpunan Perempuan Demokratik (PeRADA) Lampung, Relawan Loe Ganjar Gue Ganjar Lampung, dan Jangkar Merah Putih (JMP) Lampung, tergabung Posko Komunitas Juang Demokrasi Indonesia itu,  ternganga.

Dia tampak tak bisa sembunyikan takjub, demi menemukenali pembuktian otentik, orisinalitas keseluruhan performansi Ganjar Pranowo sepanjang debat berlangsung.

Tak ingin berlama-lama, disela jeda iklan televisi sesaat seusai debat berakhir, dia mantap menyebut nama Ganjar Pranowo sebagai capres yang bakal dia pilih pada 14 Februari 2024 mendatang.

"Ya, Ganjar lah. Pas udah itu. Indonesia banget," ujar dia dengan mimik serius, saat jarum jam menunjukkan pukul 21.36 WIB.

Hal itu berkebalikan 180 derajat dengan saat petang harinya, sekira satu jam sebelum dimulainya debat pukul 19.00 WIB itu, saat Nganga Toyib masih dengan nada setengah mempertanyakan balik, referensi rekam jejak dan informasi preferensi dukungan publik dan pilihan politiknya terhadap ketiga pasangan, kepada redaksi.

Selasa malam itu, Nganga Toyib bak beroleh insight baru. "Salam demokrasi!" serunya, kali ini telah seraya mengacungkan telunjuk, jari tengah, dan jari manis dia berdiri rapat ke atas, simbol khas salam tiga jari. (Muzzamil)

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment