OTT KPK Ungkap Dugaan Zainudin Hasan Hambat Pemekaran Natar Agung
-
Aidil
- 06 August 2024

Clickinfo.co.id - OTT KPK ungkap dugaan Zainudin Hasan hambat pemekaran Natar Agung.
Polemik pemekaran Natar Agung kembali mencuat seiring dengan tertangkapnya Bupati Lampung Selatan, Zainudin Hasan, dalam operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada tahun 2018 lalu.
Dugaan kuat mengarah pada keterlibatan Zainudin dalam menghambat proses pemekaran wilayah tersebut.
Ali Sopian, Sekretaris Panitia Pemekaran Natar Agung, mengungkapkan bahwa janji kampanye Zainudin Hasan terkait dukungan penuh terhadap pemekaran Natar Agung ternyata hanyalah bualan semata.
"Zainudin pernah bersumpah di atas Al Quran akan memperjuangkan pemekaran Natar Agung saat kampanye Pilkada lalu. Namun nyatanya, dia justru menghambat proses tersebut," tegas Ali.
Lebih lanjut, Ali mengungkapkan bahwa Zainudin diduga kuat telah mencoret anggaran sebesar Rp1 miliar yang telah dialokasikan untuk proses pemekaran Natar Agung.
Tindakan ini, menurut Ali, menjadi bukti nyata bahwa Zainudin tidak memiliki niat baik untuk mewujudkan pemekaran wilayah tersebut.
Senada dengan Ali, HM Saidan juga membenarkan adanya pencoretan anggaran tersebut.
Saidan menjelaskan bahwa anggaran sebesar Rp1 miliar itu telah diusulkan oleh Penjabat Bupati Lampung Selatan saat itu, Kherlani, dan masuk dalam APBD tahun 2016.
Namun, anggaran tersebut dicoret begitu saja oleh Zainudin setelah menjabat sebagai Bupati.
"Jika anggaran itu tidak dicoret, mungkin proses pemekaran Natar Agung sudah selesai sejak tahun 2016," ujar Saidan.
Dugaan keterlibatan Zainudin dalam penghambatan pemekaran Natar Agung semakin menguat dengan adanya keterangan dari sejumlah pihak yang terlibat dalam proses diskusi terkait pemekaran tersebut.
Mereka mengungkapkan bahwa anggaran untuk pemekaran Natar Agung telah dibahas secara panjang lebar dengan pemerintah provinsi dan telah disetujui untuk dimasukkan dalam APBD.
Tertangkapnya Zainudin Hasan dalam OTT KPK terkait dugaan korupsi semakin membuka tabir gelap di balik janji-janji manisnya saat kampanye.
Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat untuk lebih jeli dalam memilih pemimpin.
Janji-janji politik seringkali tidak sesuai dengan kenyataan, dan kepentingan pribadi seringkali mengalahkan kepentingan masyarakat. (Ronald)
Comments (0)
There are no comments yet