Liga Seni Musik se-Lampung, SMKN 3 Metro Angkat Tema Legenda 'Belis Tejang Buwok', Apa Itu?

Liga Seni Musik se-Lampung, SMKN 3 Metro Angkat Tema Legenda 'Belis Tejang Buwok', Apa Itu?
Ket Gambar : Tim kompak SMK Negeri 3 Metro, peserta Liga Seni Musik se-Provinsi Lampung 2023 taja UPTD Taman Budaya Lampung Disdikbud Lampung, Kamis 26 Juli 2023. | Rikykoza for Clickinfo.co.id/Muzzamil

Clickinfo.co.id, BANDARLAMPUNG - Masih dari arena lomba, hari kedua gelaran Liga Seni Musik se-Provinsi Lampung, taja Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Taman Budaya Lampung, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung, yang berlangsung seru di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Lampung, Jl Cut Nyak Dien Nomor 24, Kelurahan Palapa, Kecamatan Enggal, Bandarlampung, 25-26 Juli 2023.

Pantauan Rabu (26/7/2023) kemarin, UPTD Taman Budaya Lampung, penyelenggara, menggeber penampilan peserta, tangkai perhelatan Liga Seni Musik, Tari, dan Teater se-Provinsi Lampung bertema Peningkatan Eksistensi Seni Budaya Lampung Di Era Generasi Milenial Tahun 2023 tersebut.

Salah satu peserta, yakni asal Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Metro, almamater kejuruan menengah bertipe sekolah teknologi dan pariwisata, yang berkampus di Jl Kemiri, 15 A Kelurahan Iringmulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro, sebanyak delapan siswa personil timnya tampak mengenakan kostum yang sepintas rada aneh sedikit nyeleneh.

Akan tetapi, kerennya justru di situ. Kostum tersebut membuat mereka menjadi sedikit mencolok di antara barisan peserta lainnya. Kostum panggung dipakai, menyesuaikan tema latar performansi musik mereka.

Memanfaatkan karung goni, dipurwarupa bentuknya dikenakan semirip baju you can see. Bawahannya, celana gelap sebatas lutut, dilapisi rumbai tali plastik rafia hitam, berikut kain pengikat motif Tapis Lampung melilit di pinggang. Senada bahan semirip colok warna terlihat lebih glowing, rambut palsu berbahan tali rafia rerata digerai hingga sepunggung.

Sementara wajah, kaki, lengan, hingga leher personil juga dibantu polesan media arang demi terdandani bak cenayang.

Hantu? Ya, mereka tampil mengeskpresikan tema didapuk. Sebagaimana diceriterakan oleh dua personilnya yang diwawancarai di bangku penonton Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Lampung, pukul 17.02 WIB, disela menanti detik-detik pengumuman dan penyerahan trofi, maniken juara dan uang pembinaan bagi pemenang juara 1-3, serta juara harapan satu dan dua, Liga.

Deru Pratama (17), siswa Kelas XII Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) A, satu dari sembilan kompetensi keahlian, Jurusan Bisnis Konstruksi dan Properti, Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan, Multimedia, RPL, Tata Busana, Tata Kecantikan Kulit, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Komputer dan Jaringan, dan Teknik Pemesinan di SMKN 3 Metro ini, mengihwal riwayat legenda.

"Ini nih diambil dari legenda hantu di Tulang Bawang, yang dinamakan Belis Tejang Buwok, yang diyakini oleh penduduk setempat sebagai makhluk gaib. Konon katanya Belis Tejang Buwok akan memakan korban setiap tahunnya," kisah Deru.

Dalam bahasa Lampung, Belis merujuk nama burung, Bughung Belis, Buwok artinya rambut.

Deru menerangkan, karya musik yang tim sekolahnya tampilkan, merangkum mitos tersebut sebagai dasar komposisi baru Tabo Rajo Menggalo, Camang Ngembuk, dan beberapa Tabo yang mengeksplorasi konsep terkait dengan Belis Tejang Buwok.

Idenya darimana? "Tema ini dari guru kami yang juga orang dari daerah tersebut (Tulang Bawang Barat, red). Persiapan kostum sendiri kami siapin dua hari, iya. (persiapan tim?) Eee.., garapan ini cukup kami apa ya, cukup cepat buat menggarapnya, sekitar seminggu doang buat ambil tema ini, buat garap tema ini. Latihan, tiap hari full," ujar Deru pula.

Antara lain dengan totalitas pemilihan dan pengenaan kostum serta penghayatan, bagian modal tim guna mendekatkan diri sedekat mungkin agar mereka dapat menyampaikan pesan tema pertunjukan timnya secara utuh ke hadapan juri dan penonton, jawaban Deru mattep nihan.

"Kalau secara tema, kami cukup yakin karena merasa berbeda dari yang lain. Untuk dominan terhadap persaingan tema," ujar dia mantap. Deru bicara Deru, auranya juara.

Duduk di sebelahnya, rekan setim, Triaseven Marliantoro (17), siswa Kelas XII, menjawab cukup dengan 14 kata saja, tanpa disadari merangkum 'mewakili' suara peserta Liga, lambungkan subtema Liga Seni Musik ini, Membaur Dalam Keberagaman, dengan titik tekan kata pengganti: berbeda-beda.

"Mungkin pola kami berbeda-beda dari (total peserta yang datang dari) 15 kabupaten/kota, itu mungkin, karena itu, dari situ," sahut Trias, sapaan Triaseven Marliantoro, ditanya adakah nilai jual lain, penunjang penampilan mereka, selain totalitas pemilihan-pengenaan kostum, kekompakan tim, dan penghayatan tema. Sekompak, Deru lantas mengiyakan Trias.

Tim kreatif sekolah, penggarap pertunjukan musik SMKN 3 Metro mengusung tema Belis Tejang Buwok ini digawangi guru pembimbing Bayu, komposer Rizki Atmoko, mendampingi sang kepala sekolah, Erlian Eka Darmayanti.

Ada pun, duduk terpisah deret kursi lajur kanan baris penonton paling bawah, tepat di kursi kedua, si empunya gawe, Kepala UPTD Taman Budaya Lampung, Sartoni, sama menanti detik-detik pengumuman dan penyerahan hadiah pemenang, faktor lelah semula sempat hendak enggan diwawancara.

Namun, pria yang diketahui dari sumber suara atas panggung yang memandu surprise seisi gedung tetiba bernyanyi Selamat Ulang Tahun milik Jamrud yang tertuju pada Sartoni meski telah lewat hari, lengkap kue tart ulang tahun, dipotong usai Sartoni meniup lilinnya tersebut, bakal purna tugas tak lama lagi ini.

Ditodong perekam suara, dia luluh jua.

Sartoni menyahuti pinta pesan terutama bagi para pemenang juara Liga Seni Musik tersebut yang saat wawancara berlangsung tepat pukul 17.05 WIB, berselang puluhan menit kemudian kontan pula diumumkan.

"Oh iya. Ya, selamat buat yang sudah menjadi juara, terus belajar jangan langsung bangga karena jadi juara, karena ini awal untuk kesuksesan justru. Dan yang belum menjadi pemenang, terus berlatih biar bisa menjadi juara juga nanti di lomba-lomba berikutnya," pesan Sartoni.

Terkait perkembangan Liga sendiri, tahun ke tahun, overall, dalam amatannya, dia bilang dari sisi kreativitas, terus meningkat.

"Alhamdulillah, iya. Alhamdulillah, karena memang sebelum mereka mengikuti Liga kan ada workshop. Jadi guru-guru Seni Budaya itu emang udah dilatih sama dosen-dosen dari Unila, maupun seniman-seniman yang memang sudah jagonya di bidang tersebut, seni tersebut," dia melugaskan.

"Jadi, kita lihat emang kreativitas makin meningkat, bagus lah, penampilannya. Dari tahun ke tahun, Alhamdulillah," imbuhnya.

Jadi ini poinnya gimana secara umum dua hari ini, puas, cukup puas, sangat puas?  "Bagus, jangan puas, hehe, hehe," sahut cepat Sartoni sembari kontan terkekeh.

Ada pun, penyelenggara mengganjar para pemenang, selain dengan trofi dan piagam penghargaan, juga hadiah uang pembinaan senilai total Rp15 juta, masing-masing sebesar Rp5 juta untuk juara satu, Rp4 juta untuk juara dua, Rp3 juta untuk juara tiga, Rp1,75 juta untuk juara harapan satu, dan Rp1,25 juta untuk juara harapan dua.

Taja Liga Seni Musik se-Provinsi Lampung berlangsung sejak technical meeting Selasa (25/7/2023), usai Rabu (26/7/2023) senja.

Subtema Membaur Dalam Keberagaman, paling tidak tergambar dari saling berbaur akrabnya sesama peserta setotal 15 grup asal SMA/SMK Negeri/Swasta se-Lampung.

Terbanyak, tiga asal Kota Tapis, SMA Negeri (SMAN) 16 Bandarlampung (Bandarlampung 1), SMA Al Azhar 3 Bandarlampung (Bandarlampung 2), dan SMAN 9 Bandarlampung (Bandarlampung 3).

Lalu, SMKN Tanjung Sari Kabupaten Lampung Selatan, SMAN 1 Tegineneng Kabupaten Pesawaran, SMAN 2 Pringsewu Kabupaten Pringsewu, SMAN 2 Metro dan SMAN 5 Metro tergabung Kota Metro 1, serta SMKN 3 Metro peserta Kota Metro 2.

Juga, SMA Swasta Bima Sakti Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur, SMAN 1 Sumber Rejo Kabupaten Tanggamus, dan SMAN 2 Menggala dan SMAN 3 Menggala tergabung asal Kabupaten Tulang Bawang.

Berikut, SMAN 1 Tulang Bawang Tengah di Tiyuh Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat, SMAN 1 Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan, SMKN 1 Liwa Kabupaten Lampung Barat, dan SMKN 1 Tanjung Raya Kabupaten Mesuji.

Jeda karaoke lagu Ikan Dalam Kolam diiringi joget massal, cukup bisa menurunkan tensi ketegangan urat syaraf rerata peserta yang sebagian mengaku deg-degan menanti saat petang pengumuman pemenang.

Di Gedung Teater Tertutup, satu dari sembilan bangunan kompleks Taman Budaya Lampung, rumah para seniman beraktivitas berekspresi, yang berdiri diatas tanah seluas 14.414 meter persegi berdasarkan surat ukur 8 Maret 1994 dan bersertipikat Nomor 08.01.05.11.4.0002 tertarikh 5 Mei 1994 ini, mulai dari Gedung Sekretariat, Gedung Olah Seni, Gedung Pameran, Gedung Fungsional, Gedung Wisma Seni, Gedung Teater Terbuka (panggung, gazebo, pelataran penonton), ruang tunggu, musala, dan pos satpam, lengkap taman, jalan kompleks, halaman dan pelataran parkir.

Taman Budaya Lampung ini lembaga tetap dibentuk berdasar SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0350/0/1984 tertanggal 15 Agustus 1984, berfungsi sebagai wadah membina kesenian-kesenian daerah atau tradisional, memelihara, dan meningkatkan mutu, apresiasi seni, dan partisipasi rakyat Lampung khususnya, dan memupuk potensi seniman, penghargaan terhadap kreasi seni dan seniman setempat, dan terstandarisasi kelompok tipe B dinaung Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek RI dengan pembiayaan pembangunan dan operasionalisasi melalui Disdikbud Lampung.

Pembaca, jangan asing dengan tradisi negeri kita sendiri. Setuju? (Muzzamil)

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment